TIMES MANUKWARI, JAKARTA – Demi menyukseskan penempatan lulusan SMK ke luar negeri melalui Program SMK Go Global pada 2026, Pemerintah menggandeng sejumlah perusahaan multinasional yang bergerak di berbagai entitas bisnis.
Kolaborasi tersebut disampaikan Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar usai menggelar rapat bersama sejumlah perwakilan perusahaan multinasional di Kantor Kemenko PM Jakarta.
“Mereka kita ajak bareng-bareng untuk persiapan agar 2026 mereka bersinergi dalam ekosistem yang terintegrasi bagi penempatan tenaga kerja di luar negeri. Khususnya dalam program lulusan SMK Go Global,” ujarnya, Selasa (18/11/2025).
Pemerintah meminta masukan konkret kepada pelaku industri dan lembaga pelatihan kerja perihal standar minimum pelatihan kerja bagi calon pekerja migran. Melalui kolaborasi ini, pemerintah berharap lulusan SMK yang ingin bekerja di luar negeri lebih siap secara kompetensi.
“Mereka (pelaku industri) memiliki pengalaman panjang, ada yang sejak 1992, ada yang 2000-an. Semua kami ajak bersinergi mempersiapkan ekosistem penempatan tenaga kerja luar negeri,” kata dia.
Menurut pria yang akrab disapa Cak Imin ini, pengalaman serta jaringan global perusahaan-perusahaan tersebut menjadi fondasi penting bagi pembentukan ekosistem penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
Peran Besar Industri
Menko Muhaimin menjelaskan perusahaan global, seperti Toyota, Panasonic dan berbagai industri internasional lainnya, berperan besar dalam memetakan kebutuhan kompetensi, membuka peluang kerja, serta memberikan standar pelatihan yang relevan bagi lulusan SMK.
Mereka juga diharapkan dapat memperluas jaringan dan membuka kesempatan penempatan lulusan SMK di berbagai negara.
“Kami mengajak perusahaan multinasional menjadi bagian langsung dari ekosistem terintegrasi untuk SMK Global. Bapak-Ibu memiliki pengalaman, jaringan dan kapasitas yang sangat dibutuhkan untuk memastikan lulusan kita siap masuk pasar global,” kata Menko Muhaimin.
Selain peluang kerja, perusahaan multinasional juga diharapkan terlibat dalam penyusunan kurikulum bersama, sertifikasi internasional, pemagangan dan penguatan training center yang sesuai standar negara tujuan.
“Kami ingin standar yang dibutuhkan dapat segera kita terapkan, bahkan bila memungkinkan, proses sertifikasinya bisa dilakukan langsung di Indonesia. Ini akan mempercepat penyiapan calon tenaga kerja,” katanya.
Menanti Data, Memetakan Peluang
Menko Muhaimin juga meminta perusahaan multinasional bersama asosiasi pelatihan untuk menyampaikan data mengenai kapasitas perekrutan, jumlah tenaga kerja yang bisa diserap setiap tahun dan jenis pekerjaan yang paling dibutuhkan.
Informasi ini akan menjadi dasar penyusunan kuota penempatan lulusan SMK di luar negeri pada 2026.
“Kita ingin tahu berapa banyak lulusan SMK kita bisa ditempatkan, di sektor apa dan negara mana saja. Perusahaan multinasional adalah sumber informasi paling penting untuk memetakan peluang tersebut,” katanya.
Menko Muhaimin menegaskan SMK Go Global bukan hanya program pemerintah, tetapi proyek besar kolaborasi antara pemerintah, industri dan lembaga internasional.
Program SMK Global ditargetkan menjadi solusi mengatasi pengangguran lulusan SMK yang saat ini mencapai sekitar 1,5 juta orang, sekaligus memperkuat daya saing tenaga kerja Indonesia di pasar global. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sukseskan Program SMK Go Global, Pemerintah Rangkul Perusahaan Multinasional
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Ronny Wicaksono |