TIMES MANUKWARI, JAKARTA – Kementerian Kebudayaan RI resmi mengajukan tempe sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan pada badan PBB untuk Kebudayaan UNESCO. 

Fadli Zon, Menteri Kebudayaan RI menjelaskan pengajuan ini tak sekadar ingin pengakuan internasional, namun yang lebih utama adalah untuk menjaga dan merawat tradisi budaya Nusantara yang telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Indonesia. 

"Masuknya Budaya Tempe dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO akan semakin memperkuat tempe sebagai warisan budaya yang harus dijaga, sekaligus mendorong kesadaran global akan nilai budaya, manfaat gizi dan kesehatan, serta keberlanjutannya," kata Fadli Zon dikutip dari Antara. 

Tempe merupakan makanan khas Indonesia. Bahkan kata tempe juga telah tertulis dalam Serat Centhini, sebuah naskah sastra Jawa pada abad ke-19. Namun banyak sumber menuliskan, tempe sejatinya sudah ada sejak abad ke-16 yang menjadi makanan keseharian rakyat di Tanah Jawa. 

Sumber lain menuliskan bahwa teknik fermentasi untuk membuat tempe dikenalkan oleh pedagang China. Warga lokal kemudian memanfaatkan kedelai sebagai bahan utamanya, dan jadilah tempe yang juga tertulis tumpi. 

Tempe terus menjadi makanan favorit warga di Pulau Jawa hingga saat zaman kolonial masuk ke Nusantara. Banyak orang asing yang juga menyukai tempe. Bahkan tempe pernah menjadi komoditas dagang ke Eropa. 

Pada 2023 lalu tempe menjadi makanan vegan terlezat di dunia versi Taste Atlas dengan rating 4,5.

Pengajuan tempe sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO sudah beberapa kali dilakukan, dan ditolak. Pengajuan tersebut diinisiasi oleh Forum Tempe Indonesia (FTI) sebuah lembaga independen yang beranggotakan akademisi, individu, dan masyarakat. (*)